Makalah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar (Belajar Pembelajaran)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah S.W.T. karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Belajar dan Pembelajaran yang dibimbing oleh Ibu
Hayu Stevani, M.Pd dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad
S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang.
Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
12 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
1
Daftar Isi......................................................................................................................
2
BAB I
Pendahuluan.....................................................................................................
3
1.
Latar Belakang...........................................................................................
3
2.
Rumusan Masalah.......................................................................................
3
3.
Tujuan
Penulisan.........................................................................................
3
BAB II
Pembahasan.....................................................................................................
4
1.
Faktor
Internal............................................................................................
4
2.
Faktor
Eksternal.........................................................................................
10
BAB III Kesimpulan............................................................................................... ... 13
Daftar Pustaka..............................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya dari ketidak
tahuan menjadi tahu, dari ke samaran menjadi jelas. Kegiatan belajar yang
dilakukan manusia itu berlangsung terus menerus, sepanjang hayat, di dalam
sekolah maupun diluar sekolah, dibimbing atau tidak. Premis ini diperkuat oleh
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis, bukan makhluk yang statis.
Menurut Cronbach, dalam bukunya Educational Psychology, 1954, hlm. 47
(Sumadi Suryabrata, 1984, hlm. 251), menyatakan bahwa “Learning is shown by
a change in behavior as a result of experience”. Jadi menurut Cronbach,
belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si
pelajar menggunakan panca inderanya. Tentunya dalam proses pelaksanaan belajar
tidak akan terlepas dari pengaruh – pengaruh yang datang sebagai stimulus yang
dapat merangsang cepat atau lambatnya bahkan berhasil atau tidaknya sebuah
proses belajar. Maka dalam makalah ini
kami menyajikan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
2.
Rumusan Masalah
1.
Faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi belajar
yang berasal dari dalam (internal) ?
2.
Faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi belajar
yang berasal dari luar (eksternal)?
3.
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhui belajar
2.
Agar para mahasiswa calon guru dapat mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi belajar sehingga dapat diimplemetasikan terhadap anak
didiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum faktor-faktor yang
memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a.
Faktor fisiologis
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi
dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisi yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat
memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan
jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain
adalah:
1.
Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan
nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan
mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah
untuk belajar.
2.
Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat,
dan
3.
Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi
jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi
pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan
baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat
mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas
belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu
menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat
kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
b.
Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah
keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut:
1.
Motif
Motif merupakan hal yang penting dalam
manusia bertindak. Dengan motif yang kuat, individu akan berusaha untuk
menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak mempunyai motif yang cukup
kuat untuk belajar maka ia akan berusaha agar dapat belajar dengan
sebaik-baiknya. Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai kesadaran
akan makna dan tujuan dari apa yang dilakukannya. Oleh karena itu harus
ditanamkan kepada anak apa kegunaan belajar. Hal ini sangat penting,
lebih-lebih bai anak yang sudah cukup besar. Besar kecilnya motif yang ada
dalam individu juga tergantung kepada jelas tidaknya apa yang akan dicapai
lewat tindakannya itu. Motif ini sangat erat hubungannya dengan minat.
2.
Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan
sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin
(1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi
salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu
akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkina besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang
mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih
mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang
dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
3.
Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya,
minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena
itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar
siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan
membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan,
baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun
performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan
jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau
bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
4.
Konsentrasi dan perhatian
Agar proses belajar dapat mencapai hasil
yang sebaik-baiknya maka diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang
sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan kepada apa yang
dipelajari. Apabila tidak ada konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak
kan masuk ke ingatan dengan baik. Banyak anak yang keihatannya belajar, tetapi
karena perhatiannya tidak terkonsentrasi pada apa yang dipelajari maka ia tidak
tauhu apa yang sedang ia pelajari itu.
5.
Natural
curiosity
Hal ini berhubungan dengan motif
individu. Natural curiosity ialah
keinginan untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip
rasa ingin tahu, ini berarti bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk
mengetahui apa hakikat dari mata pelajaran
yang dipelajarinya itu.
6.
Balance
personality (pribadi yang seimbang)
Apabila individu telah memiliki pribadi
yang seimbang maka individu akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi
disekitarnya dengan baik. Apabila keadaan pribadinya terganggu terutama dalam
segi emosinya maka hal itu akan memengaruhi ndividu dalam menghadapi persoalan,
termauk dalam belajar. Oleh karena itu, perlu ada penjagaan yang
sebaik-baiknya, jangan sampai anak mengalami gangguan dalam pribadinya.
7.
Self
confidence
Self
confidence yaitu kepercayaan kepada diri sendiri
bahwa dirinya juga mempunyai kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai
prestasi yang baik.
8.
Self
dicipline
Ini merupakan disiplin terhadap diri
sendiri. Self dicipline ini harus
ditanamkan dan dimiliki oleh tiap-tiap individu. Walaupun mempunyai rencana
belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana kalau tidak ada
disiplin diri.
9.
Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan
sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang
penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar
siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat
inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya.
Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.
10. Ingatan
Tujuan belajar ialah agar apa yang
dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan. Agar apa yang yang dipelajari itu
tetap tinggal dalam ingatan maka perlu ada tindakan supaya materi itu sering
ditimbulkan di atas kesadaran. Oleh karena itu, perlu adanya pengulangan dari
apa yang pernah dipelajari. Makin sering apa yang dipelajari itu ditimbulkan
dia atas ambang kesadaran maka akan semakin baiklah materi itu tetap tinggal
dalam ingatan
11.
Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan
untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia
tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam
proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena
motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang
termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
1.
Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang
lebih luas,
2.
Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia
dan keinginan untuk maju,
3.
Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga
mendapat dukungan dari orang- orang penting, misalkan orangtua,
saudara, guru, atau teman-teman dll.
4.
Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan
yang berguna bagi dirinya, dan
lain-lain,
5.
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi,
6.
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran, dan
7.
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada
belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah
faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap
kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru
orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif
akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
12.
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan
cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang
dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
13.
Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari
keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa
percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses
belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “ perwujudan
diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya
rasa percaya diri semakin kuat. Begitupun sebaliknya kegagalan yang berulang
kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri
sangat kuat, maka diduga siswa akan menjadi takut belajar.
2.
Faktor eksternal
Selain karakteristik siswa atau
faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses
belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a.
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan
ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan sosial sekolah, seperti
guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan
guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
b.
Lingkungan nonsosial.
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah:
1. Faktor
alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor
yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
2.
Faktor instrumental, yaitu perangkat
belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga.
Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat
seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai,
lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
3.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke
siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,
begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi siswa.
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Faktor-faktor yang memengaruhi
belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor
yang berhubungan dengan keadaan dan fungsi jasmani sedangkan faktor psikologis
terdiri dari motif, bakat, minat, konsentrasi dan perhatian, natural
curiousity, balance personality, self confidence, self dicipline, intelegensi,
ingatan, motivasi, sikap, dan rasa percaya diri. Faktor eksternal terdiri dari
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor lingkungan
sosial dibagai menjadi tiga yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan non
sosial meliputi faktor alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi
pelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyanti dan Mudiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mustaqim dan Wahid, Abdul.
2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton Putra.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi
Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan +
konseling (Bimbingan & Karier). Yogyakarta: Andi Offset.
Komentar
Posting Komentar