Contoh Proposal III BAB (Bullying)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pembangunan telah dilaksanakan dalam
segenap aspek kehidupan
BangsaIndonesia, namun keadaaan ketenagakerjaan di Indonesia, pada saat ini tidaklah
menggembirakan, yang berarti kemampuan
pasar kerja untuk menyerap tenaga
kerjarata-rata kecil, sebagai akibat terjadi penumpukan tenaga kerja,
dimana-mana gejala pengangguran
semakin nyata, hal ini
menyebabkan timbulnya kegelisahan
dikalangan anak-anak muda yang sebenarnya sudah memasuki masa produktif
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal diharapkan mampu memberikan bimbingan dan pelatihan
guna menyiapkan anak didiknya
untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mampu dan bertanggung jawab, di samping menjadi anggota yang aktif dan tenaga
kerja yang tangguh. Anak didik memandang
sekolah sebagai tempat untuk mendapatkan sumber bekal yang
dapat membuka dunia bagi mereka, orang
tua memandang sekolah
sebagai tempat bagi anaknya untuk
mengembangkan kemampuan menjadi sosok
yang trampil dan mampu sehingga siap memasuki tenaga kerja yang trampil,
pemerintah berharap agar sekolah mampu
mempersiapkan anak-anak untuk menjadi
warga negara yang cakap.
Dalam usaha menyiapkan siswa agar dapat memenuhi
harapan orang tua, masyarakat dan
pemerintah mempersiapkan siswa agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
mempunyai ketrampilan sehingga merupakan tenaga kerja yang terampil maka
sekolah mengusahakan suatu usaha yang
nyata untuk memberikan layanan bimbingan.
Bimbingan merupakan usaha bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa
depan (Widiatmojo, 2000: 1).
Dalam melaksanakan
tugasnya layanan bimbingan dan konseling, meliputi empat
bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan
karier, sembilan layanan yaitu
layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan kontent,
layanan kohseling perorangan, konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok,
konsultasi dan mediasi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa dan kelas, serta lima kegiatan pendukung yaitu kunjungan rumah, konferensi
kasus, himpunan data, aplikasi instrumen dan alih tangan kasus (Rodjikin, 2000: 3- 4 ). Untuk membantu anak dalam mengembangkan diri secara optimal
sehingga dapat) merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai landasan karier yang
seslla dengan kemampuan, bimbingan karier sebagai salah satu bidang layanan
bimbingan konseling sangat dibutuhkan. Karena bimbingan karier merupakan
bimbinganyang mencakup kegiatan bimbingan kepada siswa dari memilih, menyiapkan
diri, mencari dan menyesuaikan diri terhadap karier (Aryatmi Siswohardjono,
1990: 457). Dengan layanan bimbingan karier yang sudah diberikan diharapkan
siswa dapat memahami karakteristik dirinya dalam hal minat, nilai-nilai,
kecakapan dan ciri-ciri kepribadian serta dapat
rnengidentifikasikan bidang
pekerjaan yang luas, yang mungkin lebih
cocok bagi rnereka selanjutnya diharapkan siswa dapat menemukan karier dan
melaksanakan karier yang efektif serta memberikan kelayakan hidup.
Bimbingan
karier merupakan salah satu aspek bimbingan perkembangan, sehingga sangat diperlukan sepanjang
perkembangan anak, lebih baik
jika bimbingan itu diberikan ke
anak sejak rnasa kanak-kanak bahkan sebelun masuk sekolah, yang diteruskan di masa sekolah dasar, di sekolah lanjutan
dan di perguruan tinggi, bahkan mungkin masih diperlukan sewaktu seseorang sudah memasuki dunia kerja, dengan harapan bahwa dengan bimbingan
yang diberikan akan membantu dalam
penyesuaian diri dengan sifat dan
situasi kerja.
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah
yang muncul berkenaan dengan hubungan bimbingan konseling karier sekolah
diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
Penentuan
jurusan yang akan di kembangkan siswa.
2.
Adanya
siswa yang kurang memahami potensi yang dimilikinya.
3.
Kurangnya
persiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
1.3. Rumusan Masalah
Perumusan
masalah merupakan langkah yang paling penting dalam diskusi kelompok. Perumusan
masalah berguna untuk mengatasi masalah bimbingan konseling karier diskusi
kelompok. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus diskusi kelompok, masalah
pokok diskusi tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada siswa tentang jurusan
yang sesuai dengan bakat dan minat.
2. Membrikan gambaran yang jelas tentang kemampuan
yang dimilikinya dalam mengambil jurusan.
3. Membantu siswa mempersiapkan perencana karier
untuk masa depan.
1.4.
Tujuan
Penelitian
Dari rumusan masalah di atas hal yang ingin di capai
dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah dengan adanya guru bimbingan dan
konseling dapat membantu siswa mendapatkan tujuan dalam pemilihan karirnya
2. Untuk mengetahui apa sajakah usaha-usaha yang dilakukan
guru bimbingan dan konseling dalam mengantisipasi kesulitan siswanya dalam
pemilihan jurusan yang sesuai bakat minatnya.
3. Untuk mengetahui apa sajakah hambatan guru bimbingan dan
konseling dalam membantu pemilihan karir.
I.4 Manfaat
Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Manfaat
Teoritis
Secara teoritis peneliti
mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca,
siswa, mahasiswa, guru, dan peneliti sendiri mengenai Peran guru bimbingan dan
konseling dalam mengantisipasi tindakan bullying di sekolah.
2.
Manfaat
Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan informasi bagi penulis maupun bagi guru bimbingan dan
konseling dalam melaksanakan tugs-tugas bimbingan dan konseling.
b. Bagi pihak sekolah dan guru-guru dan
pihak terkait lainnya agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara
efektif dan efisien, juga dapat secara optimal mengembangkan pendidikan moral
siswa.
c. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan informasi untuk memudahkan peneliti lainnya mengenai
masalah yang serupa, yakni tentang peran guru bimbingan konseling dalam
mengantisipasi tindakan bullying.
BAB II
LANDASAN
TEORITIS
A. Bimbingan Konseling
1.
Pengertian Bimbingan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan
konseling merupakan terjemahan dari “guindance” dan counseling, dalam bahasa
inggris. Secara harfiyah istilah ‘guindance” dari akar “guide” berarti
mengarahkan, memandu, mengelola. Namun meskipun demikian tidak berarti semua
bentuk mengelola atau memandu adalah bimbingan. ( Samsul Yusuf & juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling. (Bandung : Remaja Posdakarya,2006) Hal. 5).
Berdasarkan pasal 25, peraturan pemerintah No. 28/1190:
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada anak dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Kalimat
tersebut telah secara langsung menjelaskan pengertian dan tujuan pokok
bimbingan konseling sekolah yaitu: Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
dimasudkan agar peserta didik mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya
sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai media
pengembangan diri lebih lanjut. (
Adhipura Anak Agung Ngurah, Bimbingan konseling (aplikasi di sekolah dasardan
taman kanak-kanak),(Yogyakarta: Graha ilmu,2013) Hal.12).
Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu
untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Parson, dalam Jones, 1951).
Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. (Bernards & Fullmer,1969).
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan. Supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya sehingga dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagian
hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. (Rochman Natawijaya).
Konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang,
dimana yang seorang, yaitu klien di bantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri
antara dua orang, di mana yang seorang, yaitu klien di bantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.”
Suasana lingkungan ini meliputi penggunaan layanan wawancara untuk memperoleh
dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan
kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha
penyembuhan (terapi). (Robinson).
Konseling adalah hubungan terapi dengan klien yang bertujuan
untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. (Carls Rogers).
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu dengan proses yang
berkesinambungan. Sedangkan konseling adalah hubungan terapi atau pemberian
bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada klien yang bertujuan untuk
melakukan perubahan diri dari pihak klien.
B. Bullying
1. Pengertian Bullying
Kata bullying berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata bull yang berarti benteng yang senang
menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu
tindakan destruktif berbeda dengan Negara lain seperti Norwegia, Finlandia, dan
Denmark yang menyebut istilah bullying
dengan istilah mobbing. Istilah asli
ynag berasal dari bahasa inggris, yaitu mob adalah kelompok yang anonim dan
berjumlah banyak serta terlibat kekerasan.
Dalam bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti
menggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Istilah bullying dalam bahasa Indonesia bias menggunakan meyakat (berasal
dari bahasa sekat) dan pelakunya (bully) disebut
penyakat. Menyakat berarti mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.
Sedangkan secara terminologi menurut
Tattum bullying adalah ‘the willful,
conscious desire to hurt another and put himlher under stress”.
Kemudian Olweus
juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negative yang mengakibatkan
seseorang berada dalam keadaan yang tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi
berulang-ulang, rapeated during
successiveencountries.
Sementara itu Roland
memberikan definisi bullying sebagai
berikut : “long standing violence,
physical or pysicological, perpetrated by an individual or group direckted
against an individual wwho can not defend himself or herself.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bullying adalah perilaku negatif yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang sehingga dapat merugikan orang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian kualitatif yang
digunakan adalah Fenomenologi, yaitu penelitian yang meneliti pengalaman
manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian,
sehingga penulis dapat memahami pengalaman hidup partisipan.
Penelitian kualitatif yang dimaksud
di sini adalah penelitian yang mendeskripsikan mengenai usaha yang dilakukan
guru bimbingan konseling dalam mengantisipasi bullying siswa.
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan penulis
menggunakan beberapa metode, adapun metode pengumpulan data yang digunakan
adalah :
- Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dalam kontek penelitian ini adalah
melakukan pengamatan-pengamatan terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling dalam mengantisipasi perilaku bullying
siswa.
- Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
jalan Tanya jawab secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan
berlandaskan tujuan penelitian. Dengan metode wawancara penulis berharap
memperoleh data baik lisan maupun tulisan tentang bentuk-bentuk usaha yang
dilakukan guru BK dakan mengantisipasi bullying
sisa.
- Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mecari data mengenai
hal yang berupa catatan, arsip, buku, dan lain sebagainya. Metode dokumentasi
digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen (arsip-arsip) yang berkaitan erat
dengan penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan individu atau objek
yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik
yang dimaksud dapat usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat
tinggal dan seterusnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
dan IX SMP
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dalam penelitian eksperimen ini dibutuhkan satu
kelompok sampel, yaitu kelompok perlakuan. Peneliti mengambil prosedur sampling
satu tahap yaitu prosedur dimana peneliti sudah memiliki nakses nama-nama dalam
populasi dan men-sampling sejumlah individu secara langsung. Metode pengambilan
sampel ini berdasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu dan tenaga dalam
penelitian ini.
D. Indikator Variabel
Variabel I
Variabel II
Komentar
Posting Komentar